Minggu, 09 Mei 2010

ORMAWA FT SIAP CITRAKAN PENDIDIKAN UNESA

           Setelah turunnya SK bagi BEM dan DLM FT Unesa oleh Dekan FT Drs. Ir. I Wayan Susila, MT. dan menyatakan pengangkatan kepengurusan Ormawa FT masa bakti 24 Maret s/d 3 Desember 2010, segera pengurus Ormawa FT menyelenggarakan pelantikan. Menurut Oky Primajaya selaku ketua BEM FT, lebih cepat lebih baik karena hal itu akan berpengaruh pada program yang akan dikerjakan. Semisal pelantikan tidak disegerakan, akan berdampak pada kinerja para pengurus. Hal itu karena pembuatan progam molor dan memperpendek masa kepengurusan. Pada akhirnya,  program terbentuk akan tersendat dan menuntut kemungkinan tidak bisa dilaksanakan karena masalah waktu, tuturnya.

Oky dkk juga sudah ancang-ancang kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu dekat. Diantaranya Raker (Rapat kerja) untuk menyusun program-program khususnya bagi BEM. Untuk mengefektifkan waktu, Oky sudah memberitahukan kepada seluruh menteri-menterinya untuk segera mempersiapkan rencana program. Hal itu dilakukan agar saat raker tiap departemen dapat menawarkan program yang akan dikerjakan selama satu kepengurusan serta konsep awalnya. Sehingga saat Raker tinggal mengoreksi atau menambahi, tegas mahasiswa berkaca mata itu.
Oky juga berpandangan tentang kepengurusan sekarang ditinjau dari kepengurusan sebelumnya. Dia menjelaskan menjaga hubungan baik dengan sesama pengurus dan mahasiswa di FT sangat penting. Apabila hubungan harmonis bisa tercapai maka diyakini kepengurusan akan berjalan lancar. Untuk itu gambaran Oky untuk mewujudkan program itu adalah dengan pengadaan program sarasehan dll yang bersifat membangun kebersamaan. Oky dkk juga siap mencitrakan nama Unesa dengan mengikuti forum aktivis Fakultas Teknik Se-Surabaya dan HMPTK. Saat forum dilaksanakan, kawan-kawan bisa memperlihatkan karakter keguruannya didepan forum orang-orang se-Teknik yang ada di Surabaya.  
Setelah beberapa saat menunggu dari jadwal yang sedikit molor, akhirnya Dekan FT Unesa Drs. Ir. I Wayan Susila,. MT. dan PD III Drs. Djoko Suwito, M.Pd. memasuki ruang sidang FT Gedung A1 tempat dilaksanakan pelantikan. Beliau berdua berjalan memutar pada sisi kiri meja yang disediakan panitia, dan kemudian duduk bersebelahan.
Tidak membuang waktu, MC segera membuka acara. Kemudian disusul pembacaan SK penurunan dan pengangkatan pengurus Ormawa BEM dan BEM FT. SK BEM dibacakan oleh Tulus Budi Hartoyo selaku sekretaris BEM. Di depannya terlihat peserta yang siap mendengarkan pembacaan SK dengan seksama, namun dari raut wajahnya hal itu tidak membuatnya menjadi ragu.  Sesaat kemudian dia membacakan SK dengan tegas dan lancar sampai selesai. Kemudian, dilanjutkan pembacaan SK DLM oleh Ika Nur janah selaku sekretaris DLM.
Setelah pembacaan SK selesai, dilanjutkan intisari dari agenda tersebut. Seluruh pengurus domohon berdiri dan baris oleh MC, karena Pak Wayan akrab sapaan Dekan FT tersebut akan melaksanakan prosesi pengangkatan pengurus Ormawa. Pengangkatan yang diawali dengan membaca Basmallah itu berjalan singkat, kidmad namun bermakna. Setelah selesai, peserta beserta Dekan dan PD III kembali ke tempat duduk semula.
Dalam acara itu, Pak Wayan berpesan kepada seluruh pengurus ormawa,  mahasiswa adalah kader bangsa, dimana bibit berkualitas didapatkan dan teracik dalam kehidupan kampus. Walaupun mereka memikul tanggung jawab yang berat, namun haruslah saling membantu dan dapat bekerja sama antar pengurus, terutama bagi ketua BEM dan DLM, ujarnya.
Beliau juga menambahkan, dengan otak-otak brilian yang dimiliki oleh masing-masing pengurus, diharapkan dapat tercetus program-program yang unggul. Selain baik untuk seluruh mahasiswa FT, namun juga nama baik Unesa dimata perguruan tinggi lain. Suatu contoh yang beliau singgung adalah prestasi Robot Dewo yang akan berkompetensi di Amerika Serikat pada tanggal 7 s/d 14 April. Beliau juga memberikan keyword kepada para pengurus untuk difikirkan kembali, yaitu tentang pemanfaatan software, atau tentang aeromodeling yang dahulu pernah menjadi andalan mahasiswa FT yang sekarang sudah tidak lagi dijalankan, ungkap pria berdarah bali itu.
 Kembali dalam pidatonya, pak wayan menegaskan para pengurus untuk bekerja keras. Karena dengan bekerja keras, ide-ide kreatif yang diekstrak kedalam program bisa berjalan lancar. Pak Wayan juga memberikan motivasi, bahwasanya lulusan Unesa bisa bersaing dengan PT yang ada di Unesa, tambahnya.
Setalah Pak Wayan selesai berpidato, kembali MC menginstruksikan seluruh pengurus untuk kembali berdiri. Karena  orang tertinggi beserta PDIII FT tersebut akan membrikan ucapan selamat dengan menjabat tangan masing-masing pengurus. Pengurus berdiri kemudian baris seperti saat pengangkatan menjadi pengurus. Antara barisan depan dan belakang diberi jarak agar beliu berdua bisa berjalan dengan lancar untuk berjabat tangan dari urutan depan sampai urutan terakhir. Muksin Saiful A

OBSESI KAMPUS JUARA

             Siapa yang tidak bangga bila memperoleh juara? Popularitas didapat, pengakuan, dan apresiasi baik dari fihak lain, jadikan suntik semangat dalam meraih segudang prestasi. Seperti halnya misi unesa dalam mewujudkan lulusan yang unggul, mandiri, berkemampuan kewirausahaan, berjiwa pemimpin, serta profesional. Dalam mewujudkannya pun bisa melalui berbagai jalan, bisa dengan mengikuti pekan-pekan ilmiah seperti lomba karya tulis ilmiah (PKM), Olimpiade, KRI, KRCI dsb. Dengan maksud event tersebut akan mengasah kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori-teori yang dimiliki.

 Hal serupa juga diungkapkan  PD III FMIPA Drs. Abdul Azis abdullah, MS. sebagaimana FMIPA yang berbasis keilmuan banyak melakukan kegiatan, seperti berberapa waktu lalu MIPA mendelegasikan mahasiwa dalam event Olimpiade nasional MIPA se-PT di Indonesiana (ON MIPA), LKTM se-Indonesia di Makasar, LKTM se-Jatim 2009 di Unesa, mengirim PKM ke Dikti sebanyak 60 proposal pada tahun 2009, dan event-event lain baik yang diselenggarakan oleh Unesa maupun luar unesa. Dan rencana untuk jumlah PKM pada tahun 2010 yang dikirim ke Dikti akan dinaikkan dari tahun sebelumnya, ujarnya.
Pak Aziz sapaan akrab oleh mahasiwa juga memaparkan, bagaimana pembinaan-pembinaan juga diberikan kepada mahasiwa yang hendak mengikuti event. Hal itu untuk menambahkan bekal dan memantapkan ilmu mahasiwa. Seperti halnya bimbingan secara intensif oleh dosen pembimbing, program-program pelatihan yang diselenggarakan oleh Jurusan dan juga Fakultas yang ditujukan ke mahasiswa. Strategi lain untuk lebih meningkatkan motivasi, pak Azis juga mengusahakan dana pengganti walaupun cuma sedikit, seperti transport, penggantian cetak karya tulis, dan reward ke dosen pembimbing sebagai ucapan terima kasih, ungkap pria setengah baya itu.
Selain pada lingkup birokrasi, pak Azis juga sering berpesan kepada LK Fakultas dan Jurusan yang ada di MIPA, sekiranya program yang dibuat itu juga ikut membantu Jurusan atau Fakultasnya. Seperti saat membuat progam kerja pada waktu raker, buat program itu yang bisa berguna dan meningkatkan keilmuan para mahasiswa, serta  dana yang telah diberikan, gunakan dana itu untuk merealisasikan program kerja yang telah dibuat. Sehingga, kinerja birokrasi terbantu oleh mahasiswa, ujarnya.
Melihat dari kaca mata seorang dosen pendamping, Dzulkiflih, S.Si., M.Si. yang tengah berbangga hati, telah berhasil meloloskan lima mahasiwanya meraih medali perak dan perunggu dalam ON MIPA yang diadakan oleh Dirjen Dikti, serta juara tiga dalam event LKTM tingkat nasional di Makasar. Memandang juara merupakan sebuah obsesi, terutama bagi jurusan Fisika.   Setelah melihat KRI Fisika yang gagal sebelum masuk final pada tahun 2009 lalu, tidak menyurutkan semangatnya dan itu ditularkan kepada mahasiswa bimbingannya. Kini bisa berbangga hati bisa mempersembahkan sekaligus mengangkat nama Fisika diantara jajaran jurusan yang ada di MIPA dan Fisika Unesa di mata Nasional, dan nama MIPA itu sendiri, ungkapnya.
Dari dua kejuaraan yang telah berhasil diperoleh, diantaranya ON MIPA antar PT seluruh indonesia yang diadakan oleh Dirjen Dikti,  Yusron Feriadi Fisika ’07 peraih medali perak dan Dianto Fisika ’07 peraih medali perunggu kategori Fisika. Bidang LKTM tingkat nasional di Makasar sebagai juara III oleh Hengky Herdianto Fisika ’09, Yulianto Laksono Putra Fisika’09, dan Mochammad Yasir Fisika ,09. Kata Pak Zul sapaan akrabnya, penggodokan akan tetap dilakukan bagi mahasiswanya, terutama yang memperoleh juara sekarang ini untuk mengikuti ON MIPA yang diselenggarakan oleh Pertamina dan Mawapres oleh Unesa sendiri beserta kader-kader baru, ujar pria berkacamata ini.
Melihat dari kaca mata duet Yusron dan Dianto, juara merupakan tolak ukur keberhasilannya dalam belajar. Keinginan besarnya menjadi Fisikawan, menjadikan pola belajarnya melebihi mahasiswa lainnya. Diantara mata kuliah yang pernah mereka program, Fisika merupakan mata kuliah kegemaran, dan menjadikan duet ini lebih memprioritaskan Fisika diantara mata kuliah lainnya,  meskipun sama-sama pentingnya.
Yusron dan Dianto juga membocorkan rahasia juaranya, cara belajar mereka adalah dengan target. Misalkan mereka mentargetkan satu hari harus menyelesaikan beberapa BAB/ buku, maka ketentuan yang telah mereka buat sendiri itu waktu itu juga harus mereka selesaikan atau penuhi. Mereka juga tidak selalu terpaku pada literatur dari dalam negeri, melainkan literatur yang menyangkut materi yang memang seharusnya untuk ditambah dan dipelajari meskipun dalam bahasa asing, tetap mereka pelajari.
Yusron dan Dianto juga berbagai pengalaman ketika mengikuti ON MIPA saat menjadi salah satu perwakilan dari PT yang ada di Jatim, mereka tidak merasakan gugup ketika lomba itu sedang berlangsung, meskipun salah satu perwakilan dari ITB ada yang sudah tingkat Internasional. Kembali mereka membocorkan rahasianya, memaksimalkan belajar sebelum hari perlombaan, salah satunya dengan target belajar, menyukai apa yang sedang dikerjakan, dan beranggapan mereka bisa pasti kita lebih bisa, dan pengalaman mengkuti lomba ketika masih duduk di bangku SMA tidak kalah penting dalam mendorong mental mereka, imbuh Yusron pria berkaca mata ini.
Bereka berdua juga berkeinginan, apabila mereka sudah tidak bisa mengikuti lomba khususnya bidang Fisika dikarenakan batas usia atau semester, mereka ingin menurunkan ilmu yang dimiliki kepada juniornya. Dengan cara berbagi pengalaman  seluk beluk Fisika itulah, mereka tetap bisa ikut berpartisipasi meskipun tidak secara langsung, minimal tersalurkan karena telah ikut berperan membimbing junior ketika akan mengikuti lomba, ungkapnya. Muksin Saiful

BELAJAR SEBAGAI KOMPAS KEHIDUPAN

Kompas kehadirannya dimasyarakat sudah tidak asing. Magnet sebagai inti dari kompas dan bisa menunjukkan arah utara dan selatan, meskipun kompas dibolak-balik, namun kalu diposisikan pada semula (mendatar) maka magnetnya akan kembali menunjukkan arah utara dan selatan. Kompas umumnya dipergunakan saat sedang berlayar. Namun, apakah kehidupan itu memerlukan kompas?

Definisi Kompas
 Salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal dan juga untuk membaring suatu target sasaran (http://www.bpgdisdik-jabar.net).      
Realitanya pemakaian kompas sudah tidak hanya digunakan sebagai salah satu alat navigasi dalam berlayar, dalam kehidupan pun kompas juga berperan penting, terutama bagi mereka yang mempunyai cita-cita. Namun dalam hal ini, kompas tersebut sudah ada dalam diri tiap-tiap individu. Individu tersebut bisa mengoperasikan apabila tahu tata cara mengoperasikannya. Kompas yang ada didalam diri manusia tersebut bisa dikatakan dengan intuisi.
Kompas sebagai penunjuk  ke mana tujuan atau cita-cita itu akan dikejar. Ibaratkan kapal adalah segala sesuatu yang dimiliki yang akan membantu manusia, laut sebagai kehidupan yang arungi, dan kompas sebagai penunjuk arah kemana kapal kehidupan itu akan ditentukan arahnya.
Setiap orang pasti membutuhkan kehadiran kompas dalam hidupnya. Hal yang demikian ini wajar, dikarenakan setiap gerak langkah manusia pasti membuhkan arah kemana mereka akan melangkahkan tujuan hidupnya. Pada akhirnya manusia ditempatkan pada klasifikisainya masing-masing, dan hal itu pula yang akan membedakan manusia satu dengan manusia lainnya. Ada yang miskin, ada yang kaya, pintar dan kurang pintar, masyarakat nelayan, masyarakat petani dll.
            Semua itu adalah karena kompas kehidupan yang dimiliki tiap individu manusia. Mereaka ingin mengikuti arah utara, selatan, timur, barat maupun arah timur. Bergantung mereka ingin memilih arah yang mana. Namun bagaimana kita bisa menggunakan kompas yang kita miliki?

Kita  Harus selalu Belajar
Seyogyanya kita mengisi hidup ini dengan berupaya menjadi orang ’untuk mana kita telah diciptakan’ , yang dalam bahasa psikologiknya Maslow kita berupaya untuk bisa ’ber-aktualisasi diri’ (http://www.unhas.ac.id).
            Dalam menuju tujuan yang ingin kita capai, dalam proses tersebut kita perlu belajar. Karena dalam proses tersebut banyak sekali teka-teki yang harus terselesaikan untuk bisa berjalan satu langkah ke depan. Padahal, jalan menuju tujuan yang ingin dicapai banyak sekali liku-liku yang selalu menghadang. Yang sering muncul seperti keputusasaan, ketidak percayaan akan keberhasilan dll. Dan hal itu yang akan menjadi teka-teki yang harus dipecahkan.
Tidak jarang hal baru bermunculan dan itu bisa bersifat “awam” perlu pemahaman. Terkadang hal yang seharusnya membantu kita, namun karena masih bersifat belum diketahui dan difahami, maka menjadikannya suatu masalah. Pada posisi inilah kita dituntut untuk belajar mencari teori-teori sebagai acuan yang kemudian diproses dan dieksekusikan ke permasalahan yang ada.
Dari banyaknya masalah yang dihadapi dan diselesaikan, maka didapatkan hasil berupa kepuasan, peningkatan gread kehidupan, bisa ibarat orang bekerja dan kemudian mendapatkan bayaran.

Perlu Perencanaan
            Dalam mengarungi kehidupan selain belajar, kita juga perlu untuk melakukan perencanaan. Suatu  contoh kongkrit, dalam berdagang kita perlu merencanakan biaya, tempat, tenaga, SDM, relasi dll. Apabila perencanaan tidak selalu disertakan dalam setiap mengambil langkah, maka yang terjadi adalah ketidak matangan konsep, serta keyakinan, maka yang terjadi adalah kegagalan, dan kegagalan akan membawa kepada keputusasaan.
Dengan perencanaan, usaha yang dilakukan akan lebih efisien karena banyak hal-hal yang tidak perlu untuk dikerjakan kurangi, sehingga bisa  fikus terhadap tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, usaha yang dilakukan lebih maksimal karena energy yang dimiliki benar-benar terfokus.

Menjawab Pertanyaan di Kehidupan Kampus
            Setiap manusia telah dianugrahi rasa ingin tahu sejak dia mengenal pertama kali dunia. Hanya saja tingkatan dari satu ke yang lain berbeda-beda. Hal yang demikian dimaksudkan agar manusia bisa berkembang dan berkeinginan untuk meningkatkan taraf kehidupannya, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun tingkat kehormatan dimata orang lain.
            Seperti itulah sekiranya mahasiswa yang pertama kali menginjakkan kakinya di teras kampus. Keingin tahuannya terhadap arah masa depan mereka, dan keinginannya untuk menjadi seseorang yang berguna, sukses dll. Disamping itu, keinginan untuk mendapatkan bekal guna menghadapi dunia global menggerakkan kaki mereka untuk belajar diinstansi pendidikan yang bisa membimbing mereka.
Setelah mereka benar-benar dinyatakan sah menjadi seorang mahasiswa, maka hal itu adalah awal mereka memilih kompas kehidupan yang akan mereka dapatkan. Secara logika, ingin menjadi orang yang seperti apa? Misalkan berkeinginan menjadi seorang dosen kimia, berarti mereka telah memilih salah satu arah yang ditunjukkan oleh kompas kehidupan, yaitu arah jurusan kimia.
Tidak mengherankan apabila mahasiswa adalah sosok haus akan ilmu. Tidak jarang kesehariannya berteman dengan buku, hal itu dilakukan untuk menjawab/ sebagai bekal kelak mereka akan mengarungi kehidupan pasca mahasiswa. Dengan teori-teori yang ada di dalam buku serta pemahaman yang baik, harapan pasti ada disetiap mahasiswa kelak menjadi orang yang sukses. Muksin Saiful


Kamis, 06 Mei 2010

BELAJAR SEBAGAI KOMPAS KEHIDUPAN


Kompas kehadirannya dimasyarakat sudah tidak asing. Magnet sebagai inti dari kompas dan bisa menunjukkan arah utara dan selatan, meskipun kompas dibolak-balik, namun kalu diposisikan pada semula (mendatar) maka magnetnya akan kembali menunjukkan arah utara dan selatan. Kompas umumnya dipergunakan saat sedang berlayar. Namun, apakah kehidupan itu memerlukan kompas?

Definisi Kompas
 Salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal dan juga untuk membaring suatu target sasaran (http://www.bpgdisdik-jabar.net).      
Realitanya pemakaian kompas sudah tidak hanya digunakan sebagai salah satu alat navigasi dalam berlayar, dalam kehidupan pun kompas juga berperan penting, terutama bagi mereka yang mempunyai cita-cita. Namun dalam hal ini, kompas tersebut sudah ada dalam diri tiap-tiap individu. Individu tersebut bisa mengoperasikan apabila tahu tata cara mengoperasikannya. Kompas yang ada didalam diri manusia tersebut bisa dikatakan dengan intuisi.
Kompas sebagai penunjuk  ke mana tujuan atau cita-cita itu akan dikejar. Ibaratkan kapal adalah segala sesuatu yang dimiliki yang akan membantu manusia, laut sebagai kehidupan yang arungi, dan kompas sebagai penunjuk arah kemana kapal kehidupan itu akan ditentukan arahnya.
Setiap orang pasti membutuhkan kehadiran kompas dalam hidupnya. Hal yang demikian ini wajar, dikarenakan setiap gerak langkah manusia pasti membuhkan arah kemana mereka akan melangkahkan tujuan hidupnya. Pada akhirnya manusia ditempatkan pada klasifikisainya masing-masing, dan hal itu pula yang akan membedakan manusia satu dengan manusia lainnya. Ada yang miskin, ada yang kaya, pintar dan kurang pintar, masyarakat nelayan, masyarakat petani dll.
            Semua itu adalah karena kompas kehidupan yang dimiliki tiap individu manusia. Mereaka ingin mengikuti arah utara, selatan, timur, barat maupun arah timur. Bergantung mereka ingin memilih arah yang mana. Namun bagaimana kita bisa menggunakan kompas yang kita miliki?

Kita  Harus selalu Belajar
Seyogyanya kita mengisi hidup ini dengan berupaya menjadi orang ’untuk mana kita telah diciptakan’ , yang dalam bahasa psikologiknya Maslow kita berupaya untuk bisa ’ber-aktualisasi diri’ (http://www.unhas.ac.id).
            Dalam menuju tujuan yang ingin kita capai, dalam proses tersebut kita perlu belajar. Karena dalam proses tersebut banyak sekali teka-teki yang harus terselesaikan untuk bisa berjalan satu langkah ke depan. Padahal, jalan menuju tujuan yang ingin dicapai banyak sekali liku-liku yang selalu menghadang. Yang sering muncul seperti keputusasaan, ketidak percayaan akan keberhasilan dll. Dan hal itu yang akan menjadi teka-teki yang harus dipecahkan.
Tidak jarang hal baru bermunculan dan itu bisa bersifat “awam” perlu pemahaman. Terkadang hal yang seharusnya membantu kita, namun karena masih bersifat belum diketahui dan difahami, maka menjadikannya suatu masalah. Pada posisi inilah kita dituntut untuk belajar mencari teori-teori sebagai acuan yang kemudian diproses dan dieksekusikan ke permasalahan yang ada.
Dari banyaknya masalah yang dihadapi dan diselesaikan, maka didapatkan hasil berupa kepuasan, peningkatan gread kehidupan, bisa ibarat orang bekerja dan kemudian mendapatkan bayaran.

Perlu Perencanaan
            Dalam mengarungi kehidupan selain belajar, kita juga perlu untuk melakukan perencanaan. Suatu  contoh kongkrit, dalam berdagang kita perlu merencanakan biaya, tempat, tenaga, SDM, relasi dll. Apabila perencanaan tidak selalu disertakan dalam setiap mengambil langkah, maka yang terjadi adalah ketidak matangan konsep, serta keyakinan, maka yang terjadi adalah kegagalan, dan kegagalan akan membawa kepada keputusasaan.
Dengan perencanaan, usaha yang dilakukan akan lebih efisien karena banyak hal-hal yang tidak perlu untuk dikerjakan kurangi, sehingga bisa  fikus terhadap tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, usaha yang dilakukan lebih maksimal karena energy yang dimiliki benar-benar terfokus.

Menjawab Pertanyaan di Kehidupan Kampus
            Setiap manusia telah dianugrahi rasa ingin tahu sejak dia mengenal pertama kali dunia. Hanya saja tingkatan dari satu ke yang lain berbeda-beda. Hal yang demikian dimaksudkan agar manusia bisa berkembang dan berkeinginan untuk meningkatkan taraf kehidupannya, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun tingkat kehormatan dimata orang lain.
            Seperti itulah sekiranya mahasiswa yang pertama kali menginjakkan kakinya di teras kampus. Keingin tahuannya terhadap arah masa depan mereka, dan keinginannya untuk menjadi seseorang yang berguna, sukses dll. Disamping itu, keinginan untuk mendapatkan bekal guna menghadapi dunia global menggerakkan kaki mereka untuk belajar diinstansi pendidikan yang bisa membimbing mereka.
Setelah mereka benar-benar dinyatakan sah menjadi seorang mahasiswa, maka hal itu adalah awal mereka memilih kompas kehidupan yang akan mereka dapatkan. Secara logika, ingin menjadi orang yang seperti apa? Misalkan berkeinginan menjadi seorang dosen kimia, berarti mereka telah memilih salah satu arah yang ditunjukkan oleh kompas kehidupan, yaitu arah jurusan kimia.
Tidak mengherankan apabila mahasiswa adalah sosok haus akan ilmu. Tidak jarang kesehariannya berteman dengan buku, hal itu dilakukan untuk menjawab/ sebagai bekal kelak mereka akan mengarungi kehidupan pasca mahasiswa. Dengan teori-teori yang ada di dalam buku serta pemahaman yang baik, harapan pasti ada disetiap mahasiswa kelak menjadi orang yang sukses. Muksin Saiful


Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google