Minggu, 09 Mei 2010

BELAJAR SEBAGAI KOMPAS KEHIDUPAN

Kompas kehadirannya dimasyarakat sudah tidak asing. Magnet sebagai inti dari kompas dan bisa menunjukkan arah utara dan selatan, meskipun kompas dibolak-balik, namun kalu diposisikan pada semula (mendatar) maka magnetnya akan kembali menunjukkan arah utara dan selatan. Kompas umumnya dipergunakan saat sedang berlayar. Namun, apakah kehidupan itu memerlukan kompas?

Definisi Kompas
 Salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal dan juga untuk membaring suatu target sasaran (http://www.bpgdisdik-jabar.net).      
Realitanya pemakaian kompas sudah tidak hanya digunakan sebagai salah satu alat navigasi dalam berlayar, dalam kehidupan pun kompas juga berperan penting, terutama bagi mereka yang mempunyai cita-cita. Namun dalam hal ini, kompas tersebut sudah ada dalam diri tiap-tiap individu. Individu tersebut bisa mengoperasikan apabila tahu tata cara mengoperasikannya. Kompas yang ada didalam diri manusia tersebut bisa dikatakan dengan intuisi.
Kompas sebagai penunjuk  ke mana tujuan atau cita-cita itu akan dikejar. Ibaratkan kapal adalah segala sesuatu yang dimiliki yang akan membantu manusia, laut sebagai kehidupan yang arungi, dan kompas sebagai penunjuk arah kemana kapal kehidupan itu akan ditentukan arahnya.
Setiap orang pasti membutuhkan kehadiran kompas dalam hidupnya. Hal yang demikian ini wajar, dikarenakan setiap gerak langkah manusia pasti membuhkan arah kemana mereka akan melangkahkan tujuan hidupnya. Pada akhirnya manusia ditempatkan pada klasifikisainya masing-masing, dan hal itu pula yang akan membedakan manusia satu dengan manusia lainnya. Ada yang miskin, ada yang kaya, pintar dan kurang pintar, masyarakat nelayan, masyarakat petani dll.
            Semua itu adalah karena kompas kehidupan yang dimiliki tiap individu manusia. Mereaka ingin mengikuti arah utara, selatan, timur, barat maupun arah timur. Bergantung mereka ingin memilih arah yang mana. Namun bagaimana kita bisa menggunakan kompas yang kita miliki?

Kita  Harus selalu Belajar
Seyogyanya kita mengisi hidup ini dengan berupaya menjadi orang ’untuk mana kita telah diciptakan’ , yang dalam bahasa psikologiknya Maslow kita berupaya untuk bisa ’ber-aktualisasi diri’ (http://www.unhas.ac.id).
            Dalam menuju tujuan yang ingin kita capai, dalam proses tersebut kita perlu belajar. Karena dalam proses tersebut banyak sekali teka-teki yang harus terselesaikan untuk bisa berjalan satu langkah ke depan. Padahal, jalan menuju tujuan yang ingin dicapai banyak sekali liku-liku yang selalu menghadang. Yang sering muncul seperti keputusasaan, ketidak percayaan akan keberhasilan dll. Dan hal itu yang akan menjadi teka-teki yang harus dipecahkan.
Tidak jarang hal baru bermunculan dan itu bisa bersifat “awam” perlu pemahaman. Terkadang hal yang seharusnya membantu kita, namun karena masih bersifat belum diketahui dan difahami, maka menjadikannya suatu masalah. Pada posisi inilah kita dituntut untuk belajar mencari teori-teori sebagai acuan yang kemudian diproses dan dieksekusikan ke permasalahan yang ada.
Dari banyaknya masalah yang dihadapi dan diselesaikan, maka didapatkan hasil berupa kepuasan, peningkatan gread kehidupan, bisa ibarat orang bekerja dan kemudian mendapatkan bayaran.

Perlu Perencanaan
            Dalam mengarungi kehidupan selain belajar, kita juga perlu untuk melakukan perencanaan. Suatu  contoh kongkrit, dalam berdagang kita perlu merencanakan biaya, tempat, tenaga, SDM, relasi dll. Apabila perencanaan tidak selalu disertakan dalam setiap mengambil langkah, maka yang terjadi adalah ketidak matangan konsep, serta keyakinan, maka yang terjadi adalah kegagalan, dan kegagalan akan membawa kepada keputusasaan.
Dengan perencanaan, usaha yang dilakukan akan lebih efisien karena banyak hal-hal yang tidak perlu untuk dikerjakan kurangi, sehingga bisa  fikus terhadap tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, usaha yang dilakukan lebih maksimal karena energy yang dimiliki benar-benar terfokus.

Menjawab Pertanyaan di Kehidupan Kampus
            Setiap manusia telah dianugrahi rasa ingin tahu sejak dia mengenal pertama kali dunia. Hanya saja tingkatan dari satu ke yang lain berbeda-beda. Hal yang demikian dimaksudkan agar manusia bisa berkembang dan berkeinginan untuk meningkatkan taraf kehidupannya, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun tingkat kehormatan dimata orang lain.
            Seperti itulah sekiranya mahasiswa yang pertama kali menginjakkan kakinya di teras kampus. Keingin tahuannya terhadap arah masa depan mereka, dan keinginannya untuk menjadi seseorang yang berguna, sukses dll. Disamping itu, keinginan untuk mendapatkan bekal guna menghadapi dunia global menggerakkan kaki mereka untuk belajar diinstansi pendidikan yang bisa membimbing mereka.
Setelah mereka benar-benar dinyatakan sah menjadi seorang mahasiswa, maka hal itu adalah awal mereka memilih kompas kehidupan yang akan mereka dapatkan. Secara logika, ingin menjadi orang yang seperti apa? Misalkan berkeinginan menjadi seorang dosen kimia, berarti mereka telah memilih salah satu arah yang ditunjukkan oleh kompas kehidupan, yaitu arah jurusan kimia.
Tidak mengherankan apabila mahasiswa adalah sosok haus akan ilmu. Tidak jarang kesehariannya berteman dengan buku, hal itu dilakukan untuk menjawab/ sebagai bekal kelak mereka akan mengarungi kehidupan pasca mahasiswa. Dengan teori-teori yang ada di dalam buku serta pemahaman yang baik, harapan pasti ada disetiap mahasiswa kelak menjadi orang yang sukses. Muksin Saiful


Tidak ada komentar:

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google