Minggu, 09 Mei 2010

OBSESI KAMPUS JUARA

             Siapa yang tidak bangga bila memperoleh juara? Popularitas didapat, pengakuan, dan apresiasi baik dari fihak lain, jadikan suntik semangat dalam meraih segudang prestasi. Seperti halnya misi unesa dalam mewujudkan lulusan yang unggul, mandiri, berkemampuan kewirausahaan, berjiwa pemimpin, serta profesional. Dalam mewujudkannya pun bisa melalui berbagai jalan, bisa dengan mengikuti pekan-pekan ilmiah seperti lomba karya tulis ilmiah (PKM), Olimpiade, KRI, KRCI dsb. Dengan maksud event tersebut akan mengasah kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori-teori yang dimiliki.

 Hal serupa juga diungkapkan  PD III FMIPA Drs. Abdul Azis abdullah, MS. sebagaimana FMIPA yang berbasis keilmuan banyak melakukan kegiatan, seperti berberapa waktu lalu MIPA mendelegasikan mahasiwa dalam event Olimpiade nasional MIPA se-PT di Indonesiana (ON MIPA), LKTM se-Indonesia di Makasar, LKTM se-Jatim 2009 di Unesa, mengirim PKM ke Dikti sebanyak 60 proposal pada tahun 2009, dan event-event lain baik yang diselenggarakan oleh Unesa maupun luar unesa. Dan rencana untuk jumlah PKM pada tahun 2010 yang dikirim ke Dikti akan dinaikkan dari tahun sebelumnya, ujarnya.
Pak Aziz sapaan akrab oleh mahasiwa juga memaparkan, bagaimana pembinaan-pembinaan juga diberikan kepada mahasiwa yang hendak mengikuti event. Hal itu untuk menambahkan bekal dan memantapkan ilmu mahasiwa. Seperti halnya bimbingan secara intensif oleh dosen pembimbing, program-program pelatihan yang diselenggarakan oleh Jurusan dan juga Fakultas yang ditujukan ke mahasiswa. Strategi lain untuk lebih meningkatkan motivasi, pak Azis juga mengusahakan dana pengganti walaupun cuma sedikit, seperti transport, penggantian cetak karya tulis, dan reward ke dosen pembimbing sebagai ucapan terima kasih, ungkap pria setengah baya itu.
Selain pada lingkup birokrasi, pak Azis juga sering berpesan kepada LK Fakultas dan Jurusan yang ada di MIPA, sekiranya program yang dibuat itu juga ikut membantu Jurusan atau Fakultasnya. Seperti saat membuat progam kerja pada waktu raker, buat program itu yang bisa berguna dan meningkatkan keilmuan para mahasiswa, serta  dana yang telah diberikan, gunakan dana itu untuk merealisasikan program kerja yang telah dibuat. Sehingga, kinerja birokrasi terbantu oleh mahasiswa, ujarnya.
Melihat dari kaca mata seorang dosen pendamping, Dzulkiflih, S.Si., M.Si. yang tengah berbangga hati, telah berhasil meloloskan lima mahasiwanya meraih medali perak dan perunggu dalam ON MIPA yang diadakan oleh Dirjen Dikti, serta juara tiga dalam event LKTM tingkat nasional di Makasar. Memandang juara merupakan sebuah obsesi, terutama bagi jurusan Fisika.   Setelah melihat KRI Fisika yang gagal sebelum masuk final pada tahun 2009 lalu, tidak menyurutkan semangatnya dan itu ditularkan kepada mahasiswa bimbingannya. Kini bisa berbangga hati bisa mempersembahkan sekaligus mengangkat nama Fisika diantara jajaran jurusan yang ada di MIPA dan Fisika Unesa di mata Nasional, dan nama MIPA itu sendiri, ungkapnya.
Dari dua kejuaraan yang telah berhasil diperoleh, diantaranya ON MIPA antar PT seluruh indonesia yang diadakan oleh Dirjen Dikti,  Yusron Feriadi Fisika ’07 peraih medali perak dan Dianto Fisika ’07 peraih medali perunggu kategori Fisika. Bidang LKTM tingkat nasional di Makasar sebagai juara III oleh Hengky Herdianto Fisika ’09, Yulianto Laksono Putra Fisika’09, dan Mochammad Yasir Fisika ,09. Kata Pak Zul sapaan akrabnya, penggodokan akan tetap dilakukan bagi mahasiswanya, terutama yang memperoleh juara sekarang ini untuk mengikuti ON MIPA yang diselenggarakan oleh Pertamina dan Mawapres oleh Unesa sendiri beserta kader-kader baru, ujar pria berkacamata ini.
Melihat dari kaca mata duet Yusron dan Dianto, juara merupakan tolak ukur keberhasilannya dalam belajar. Keinginan besarnya menjadi Fisikawan, menjadikan pola belajarnya melebihi mahasiswa lainnya. Diantara mata kuliah yang pernah mereka program, Fisika merupakan mata kuliah kegemaran, dan menjadikan duet ini lebih memprioritaskan Fisika diantara mata kuliah lainnya,  meskipun sama-sama pentingnya.
Yusron dan Dianto juga membocorkan rahasia juaranya, cara belajar mereka adalah dengan target. Misalkan mereka mentargetkan satu hari harus menyelesaikan beberapa BAB/ buku, maka ketentuan yang telah mereka buat sendiri itu waktu itu juga harus mereka selesaikan atau penuhi. Mereka juga tidak selalu terpaku pada literatur dari dalam negeri, melainkan literatur yang menyangkut materi yang memang seharusnya untuk ditambah dan dipelajari meskipun dalam bahasa asing, tetap mereka pelajari.
Yusron dan Dianto juga berbagai pengalaman ketika mengikuti ON MIPA saat menjadi salah satu perwakilan dari PT yang ada di Jatim, mereka tidak merasakan gugup ketika lomba itu sedang berlangsung, meskipun salah satu perwakilan dari ITB ada yang sudah tingkat Internasional. Kembali mereka membocorkan rahasianya, memaksimalkan belajar sebelum hari perlombaan, salah satunya dengan target belajar, menyukai apa yang sedang dikerjakan, dan beranggapan mereka bisa pasti kita lebih bisa, dan pengalaman mengkuti lomba ketika masih duduk di bangku SMA tidak kalah penting dalam mendorong mental mereka, imbuh Yusron pria berkaca mata ini.
Bereka berdua juga berkeinginan, apabila mereka sudah tidak bisa mengikuti lomba khususnya bidang Fisika dikarenakan batas usia atau semester, mereka ingin menurunkan ilmu yang dimiliki kepada juniornya. Dengan cara berbagi pengalaman  seluk beluk Fisika itulah, mereka tetap bisa ikut berpartisipasi meskipun tidak secara langsung, minimal tersalurkan karena telah ikut berperan membimbing junior ketika akan mengikuti lomba, ungkapnya. Muksin Saiful

Tidak ada komentar:

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google